"Tahta"
Harris Cinnamon
Singgasana kekuasaan,
kursi kepemimpinan,
empuk, berkilauan...
saat ini, mereka yang dahaga itu tahta
untuk mendudukinya perlu daya upaya
janji baik dan juga tipudaya,
pahit racun dan juga madu bunga...
kita yang melihatnya dari kejauhan
bingung, gundah gulana untuk menentukan...
memilih, takut salah pilih...
diam, kehilangan suara...
baigama?
Ya, Allah, ke dalam tanganMu...
kuserahkan ketentuanku dengan ketentuanMu...
Sehari menjelang Pilpres Indinesia,
7 Juli 2009,
pukul 19:00 WIB
Membentangkan segala yang ada, disujudkan dengan sepenuh jiwa dan dengan kekhusyukan yang sempurna, dari dan kepada-Nya melalui semesta.
Ads1
07 Juli 2009
03 Juli 2009
Puisi
Patah
Harris Cinnamon
berjalanlah diri sampai kepada sepi
ada yang terasa patah di dalam:
kita tak lagi bersama.
memang benar katamu dulu:
"berlabuh di dermaga selepasan rindu,
cinta ternyata jarak samar semata."
Harris Cinnamon
berjalanlah diri sampai kepada sepi
ada yang terasa patah di dalam:
kita tak lagi bersama.
memang benar katamu dulu:
"berlabuh di dermaga selepasan rindu,
cinta ternyata jarak samar semata."
Langganan:
Postingan (Atom)