Tak Terduga-duga
Harris Cinnamon
"Rezeki itu datang dari arah yang tak terduga-duga," demikian Allah menuliskan kalimat kramat itu di dalam Al Quran. Dan kekramatannya itu tidak hanya tertulis di dalam kitab suci umat Islam tersebut, melainkan benar terjadi di alam nyata.
Suatu ketika aku sangat membutuhkan uang sebesar Rp 350.000,- (Tak perlu kujelaskan untuk apanya, yang jelas urgent banget!). Terus, dari mana aku harus mendapatkannya? Sungguh aku sangat bingung. Aku sedang kosong job. Dan aku yakin benar uang di ATM hanya tersisa sebesar Rp 50.000,- Karena bebarapa waktu lalu aku kuras isinya dan kusisakan lima puluh ribu itu saja.
Namun karena saking butuhnya, akhirnya aku putuskan untuk mengambil uang yang tersisa itu di ATM. Begitu hendak mengambilnya, betapa terkejutnya aku, saldo di ATM itu jumlahnya Rp 400.000,- berarti ada yang memasukkan atau mentransfer uang sebesar Rp 350.000,- Aneh. Ajaib. Siapa gerangan yang telah mengirim uang tersebut. Tak ada telepon ataupun SMS yang menyatakan bahwa seseorang telah melakukan mengirim uang tersebut. Bahkan sampai aku menulis Sketsa Rasa ini, sedikitpun tak ada info tentang itu.
Aku coba mengingat-ingat siapa gerangan yang punya hutang atau sangkutan dengan diriku. Tapi tetap tak ada kejelasan. Yang aku ingat hanyalah, bebarapa waktu lalu memang aku bertemu orang yang kehabisan ongkos pulang. Ia minta padaku uang sebesar Rp 20.000,- tapi aku bilang tidak punya. Kalau jumlahnya tidak sebesar itu, Insya Allah ada, kataku. Lalu aku mengambil sisa uang di dompetku sebesar Rp 3.500,- dan kuberikan dengan ikhlas kepadanya.
Jadi, aku berkesimpulan bahwa "Rezeki itu datang dari arah yang tak terduga-duga" karena sesungguhnya Allah telah melipatgandakan kebaikan yang pernah aku berikan kepada orang tersebut, kepada sesama....
Jakarta, 3 Mei 2009
Membentangkan segala yang ada, disujudkan dengan sepenuh jiwa dan dengan kekhusyukan yang sempurna, dari dan kepada-Nya melalui semesta.
Ads1
04 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar