Kematian
Harris Cinnamon
Aku melihat kematian berdiri tidak jauh dariku. Dia hanya diam membisu. Tidak tertawa,tidak juga tersenyum. Namun aku merasakan getarannya, yang seakan mengatakan,"Siapkan dirimu hai Si Hidup!" Aku ingin bertanya, tapi takut dia langsung merenggut jantungku. Aku coba menyimpulkannya sendiri, bahwa yang disuruh persiapkan adalah amalku. Lalu aku berpaling malu-malu melihat kalbuku. Ternyata belum ada apa-apa di sana. Astaghfirullah, ini pasti karena aku terlena dan terlalu banyak memikirkan urusan dunia. Sementara akhirat yang kekal dan indah dilalaikan begitu saja. lalu aku menyelinap menjauh darinya. Dari kematian itu. Aku ingin meningkatkan ibadahku, agar ada segenggam amal mengisi kekosongan kalbuku. Namun ternyata dia pun selalu mengikutiku. Bahkan sangat dekat, semakin dekat. Aku tak berani mengusirnya. Sebaliknya, aku memberanikan diri membiarkan dia selalu menguntitku. Dengan demikian aku bisa memotivasi diri, agar berjuang sekuat tenaga meningkatkan keimanan dan ketaqwaanku, sehingga saat ia kelak tiba-tiba merenggut nyawaku, aku telah benar-benar siap menghadapNya.
Jakarta, Agustus 2011.
Harris Cinnamon
Aku melihat kematian berdiri tidak jauh dariku. Dia hanya diam membisu. Tidak tertawa,tidak juga tersenyum. Namun aku merasakan getarannya, yang seakan mengatakan,"Siapkan dirimu hai Si Hidup!" Aku ingin bertanya, tapi takut dia langsung merenggut jantungku. Aku coba menyimpulkannya sendiri, bahwa yang disuruh persiapkan adalah amalku. Lalu aku berpaling malu-malu melihat kalbuku. Ternyata belum ada apa-apa di sana. Astaghfirullah, ini pasti karena aku terlena dan terlalu banyak memikirkan urusan dunia. Sementara akhirat yang kekal dan indah dilalaikan begitu saja. lalu aku menyelinap menjauh darinya. Dari kematian itu. Aku ingin meningkatkan ibadahku, agar ada segenggam amal mengisi kekosongan kalbuku. Namun ternyata dia pun selalu mengikutiku. Bahkan sangat dekat, semakin dekat. Aku tak berani mengusirnya. Sebaliknya, aku memberanikan diri membiarkan dia selalu menguntitku. Dengan demikian aku bisa memotivasi diri, agar berjuang sekuat tenaga meningkatkan keimanan dan ketaqwaanku, sehingga saat ia kelak tiba-tiba merenggut nyawaku, aku telah benar-benar siap menghadapNya.
Jakarta, Agustus 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar