Ads1

27 Mei 2008

Sketsa Rasa

Dua Cerita Menarik
Harris Cinnamon

Usai azan ashar berkumandang dari menara masjid An Nida, Pondok Gede. Para jamaah, lelaki dan perempuan, segera berhamburan menuju tempat wudlu di masjid itu. Yang lelaki masuk tempat wudlu pria, yang perempuan ke tempat wudlu wanita. Tapi ada salah seorang mengenakan jilbab masuk ke tempat widlu pria. Lho? Apa jenis kelamin orang ini?

Temanku yang lebih dulu terusik, menegurnya sambil menujuk tempat wudlu wanita yang ada di sisi sebalah barat masjid. "Mbak, tempat wudlu wanita di sebelah sana!" Dengan spontan orang ini menjawab, "Saya laki-laki kok, Mas!" tukasnya sembil melepaskan jilbabnya. Ia pun segera mengguyurkan air ke bagian-bagian tubuh yang telah disyaratkan untuk dibaluri wudlu. Aku lihat temanku terbengong-bengong sendiri dibuatnya. Aku pun tersenyum memperhatikannya.

Tak urung aku pun jadi penasaran, aku ikut memperhatikan orang itu. Dalam hati aku bergumam, orang itu pasti banci atau waria.

Selesai mengambil air wudlu, orang itu masuk ke dalam masjid. Ia tidak mengambil barisan di shaf laki-laki, melainkan masuk ke dalam shaf perempuan. Ia lantas mengenakan mukenah ke badannya. Ha? Aneh benar, tadi ketika berwudlu, ia mengambil air wudlu di tempat pria. Namun ketika shalat, justru ia mengenakan jilbab dan shalat di tempat wanita. Kenapa tadi tidak sekalian saja dia mengambil air wudlu di tempat wanita? Dan kenapa pula ia bilang bahwa dia laki-laki, kalau pada akhirnya ia beribadah dengan tata cara perempuan?

Dunia oh dunia, isimu kok begitu?

Itu cerita pertama. Berikut cerita kedua, yang tak kalah manariknya.

Seminggu kemudian, di masjid yang sama dan waktu yang sama, ashar. Di halaman parkir masjid, tampak sebuah mobil sedan berhenti di tempat yang teduh, di bawah pohon angsana. Tak lama kemudian dari dalamnya keluar seorang perempuan cantik, kulitnya putih. Ia mengenakan baju katun lengan pendek berwarena pink, bagian dadanya agak terbuka lebar. Belahan payudaranya tambak mencekung begitu dalam, menandakan betapa ukurannya cukup besar. Selain itu, perut dan bagian bokongnya juga terbuka lebar, disebabkan celana jin ketatnya sedikit agak melorot ke bagian pinggul. Wow, sungguh sebuah pemandangan yang mengundang birahi. Beberapa temanku yang sedang melepas sepatu, terpukau melihat mahluk Tuhan yang paling seksi itu. Apalagi kemudian cewek itu, dengan langkah tergesa, segera masuk ke dalam masjid. Tepatnya masuk ke tempat wudlu yang menyatu dengan toilet wanita.

Salah seorang berkomentar, "Cewek seperti ini, mantap. Seksi, aurat sedidikit terlihat, tapi tak melupakan ibadah."

Yang lain sepertinya mengamini. "Jarang cewek kayak 'gitu. Ada juga yang tampaknya alim, tapi salat saja susah."

Ada sekitar 3 menit berselang, cewek yang bertubuh aduhai itu keluar dan kembali lagi ke dalam mobilnya. Tak beberapa lama, mobil itu pun berjalan lagi.

Teman yang lain penasaran. Ketika melihat salah seorang teman perempuan yang tadi juga masuk ke dalam tempat wudlu, langsung ditanyainya. "Eh, tadi kamu lihat cewek seksi yang masuk ke tempat wudlu ya?"

"Yang memakai baju warna merah jambu?" teman perempuan itu balik bertanya.

Temanku yang penasaran mengiyakan. "Dia tadi salat ya?"

"Ha?" teman perempuan agak kaget.

"Kok, ha?"

"Iya, iyalah. Dia cuma numpang pipis...."

"Ha?!" sekarang temanku yang ternganga....

Dunia oh dunia, kenapa isimu seperti itu!?


Jakarta, 25 Mei 2008

Tidak ada komentar:

Lebih Jelas....Wajah Pemilik Site..

Lebih Jelas....Wajah Pemilik Site..
Menatap langit, menguak cakrawala, menyentuh cinta dengan sajadah jiwa

Boleh Dong Numpang Mejeng....

Boleh Dong Numpang  Mejeng....
Mencoba menatap masa depan sebisanya, sesapanya...

Mejeng lagi tuh...duh ampun...

Mejeng lagi tuh...duh ampun...
Ah....kayaknya cukup keren jugalah...

Gadis Aceh

Gadis Aceh
Aku mengenal gadis ini dengan nama Ayu. Nama lengkapnya belum tahu. Tapi menurutku namanaya kurang mencerminkan etnik Aceh, padahal wajahnya sangat pribumi (khas wajah-wajah gadis Aceh). Wajahnya mengingatkan aku pada sosok Tjut Nyak Dhien. Tapi tentu dalam bayanganku, adalah saat Tjut Nyak Dhien masih belia. Selain itu, aku juga jadi terbayang pada para pemeran wanita film Ayat-Ayat Cinta. Menurutku, Ayu sangat pas untuk memerankan salah satu tokoh gadis dalam film garapan Hanung Bramantyo itu. Aku punya saran, kalau nanti ada yang akan membesut film religi Islam, sebaiknya mengikutkan Ayu untuk jadi salah satu pemerannya. Kalau tidak ada, aku sendiri pun berniat untuk mengorbitkannya menjadi salah seorang seleberitis Indonesia dengan wajah kedaerahan Aceh yang kental.