Ads1

02 Februari 2008

KACA JIWA

Hikmah Setelah Ditipu
Harris Cinnamon
E-mail:
harris.cinnamon@tpi.tv
harris.cinnamon@yahoo.com

Suatu ketika datang seseorang menawarkan laptop dengan harga terjangkau. Barangnya (laptop) itu tentu saja belum dibawanya. Ia hanya membawa brosurnya saja. Tentu saja saya tertarik, karena memang saat itu saya sedang membutuhkan laptop untuk menyelesaikan proyek saya. Dibrosur tertulis harga laptop tersebut sekitar Rp 6 jutaan. Ia hanya menawarkan dengan harga Rp 3 juta pada saya.
"Saya akan ambil," ujar saya.
"Barangnya akan segera saya antar, tapi saya perlu DP-nya dulu," jawabnya.
Saya sepakat dengannya, saya serahkan uang Rp 1 juta kepadanya sebagai DP.
Kemudian saya dan dia beranjak ke Tanjung Priok untuk mengambil laptop tsb. Sesampai di Tanjung Priok, tepatnya di depan sebuah rumah, dia minta berhenti. Katanya ia akan mengambil laptop di dalam rumah itu. Saya dimintanya menunggu.
15 menit berlalu. 30 menit berlalu. 1 jam berlalu. Dia tidak muncul-muncul. Karena merasa hilang kesabaran, saya datangi rumah itu. Dari dalamnya muncul seseorang. Saya tanya, saya bilang tadi ada seseorang masuk ke sini untuk mengambil laptop, tapi tidak keluar-keluar. Orang itu bilang, nggak ada orang yang masuk ke rumah itu.
"Tapi memang ada jalan tembus ke samping, setelah pagar utama," orang itu menjelaskan.
"Dan menjadi jalan umum oleh orang-orang di sini. Barangkali orang yang anda maksud lewat situ," tambahnya lagi.
Oh, berarti saya telah ditipu. Tentu saja tensi saya naik, saya marah, saya coba mencari sendiri alamat orang yang menawarkan laptop tersebut. Alamatnya ketemu. Malamnya langsung saya datangi dengan membawa seorang preman untuk menghabisinya. Begitu pintunya didobrak, dia tak ada, yang ada cuma istrinya yang sedang hamil. Akhirnya istrinya menjadi luapan kemarahan saya. Tapi kemudian istri saya bilang, "Sudahlah, Pa...jangan marah-marah. Sudah ikhlaskan saja. Mungkin memang bukan rejeki kita...."
Akhirnya saya mencoba melupakannya. Setahun kemudian, setelah peristiwa itu, datang seorang ibu ke rumah saya, mengantarkan uang Rp 1 juta kepada saya. Saya bingung uang apa itu. Lantas dia menjelaskan bahwa itu uang yang pernah diambil oleh anaknya setahun yang lalu (dalam kasus penipuan laptop). Lantas saya tanya, "Ibu siapa?".
Ibu itu menjawab, "Saya ibunya, dan terus terang saya minta maaf atas perbuatan anak saya, saya malu. Oleh karena itu, sekarang datang untuk mengembalikan uang yang diambil oleh anak saya. Dan maaf, saya tidak bisa memberi lebih. "
Lantas ibu itu pergi. Amplop saya buka, ternyata jumlahnya lebih seratus ribu. Kelebihan itu saya coba kembalikan kepada ibu itu, tapi ia menolak. Karena ia merasa uang yang dikembalikannya jumlahnya pas Rp 1 juta. Karena merasa yang seratus ribu itu juga bukan milik saya, langsung saya sumbangkan ke panti asuhan.
Hikmah yang bisa saya ambil dari kejadian ini, ternyata ikhlas dan sabar itu sangat penting......
(Tulisan ini pernah dipublikasikan sebagai Testimoni di www.wisatahati.com)

Tidak ada komentar:

Lebih Jelas....Wajah Pemilik Site..

Lebih Jelas....Wajah Pemilik Site..
Menatap langit, menguak cakrawala, menyentuh cinta dengan sajadah jiwa

Boleh Dong Numpang Mejeng....

Boleh Dong Numpang  Mejeng....
Mencoba menatap masa depan sebisanya, sesapanya...

Mejeng lagi tuh...duh ampun...

Mejeng lagi tuh...duh ampun...
Ah....kayaknya cukup keren jugalah...

Gadis Aceh

Gadis Aceh
Aku mengenal gadis ini dengan nama Ayu. Nama lengkapnya belum tahu. Tapi menurutku namanaya kurang mencerminkan etnik Aceh, padahal wajahnya sangat pribumi (khas wajah-wajah gadis Aceh). Wajahnya mengingatkan aku pada sosok Tjut Nyak Dhien. Tapi tentu dalam bayanganku, adalah saat Tjut Nyak Dhien masih belia. Selain itu, aku juga jadi terbayang pada para pemeran wanita film Ayat-Ayat Cinta. Menurutku, Ayu sangat pas untuk memerankan salah satu tokoh gadis dalam film garapan Hanung Bramantyo itu. Aku punya saran, kalau nanti ada yang akan membesut film religi Islam, sebaiknya mengikutkan Ayu untuk jadi salah satu pemerannya. Kalau tidak ada, aku sendiri pun berniat untuk mengorbitkannya menjadi salah seorang seleberitis Indonesia dengan wajah kedaerahan Aceh yang kental.