Ads1

28 Februari 2008

Sketsa Rasa

Asuransi Jiwa? Ha!!??
Harris Cinnamon

Sebulan terakhir aku sedikit kesal dan jengkel, orang dari jasa asuransi mengejar-ngejar terus, menawarkan asuransi jiwa...

Aku menolaknya.
Aku jelaskan kepadanya, masak nyawaku harus aku asuransikan, seakan nyawa aku beli dari Tuhan...padahal Tuhan memberikannya kepadaku secara cuma-cuma, dan boleh aku pakai semauku, sampai Tuhan mengambilnya kembali....

Tapi dasar!
Orang itu tidak mau menyerah, terus saja memburu...aku jadi membayangkannya, seakan dia adalah malaikat maut...Padahal, terus terang jika dia benar malaikat pencabut nyawa, tentu aku senang dan dengan bangga akan aku tanda-tangani sertifikat polis-nya. Tapi berhubung yang datang jelas-jelas adalah orang, maka jelas-jelas pula aku menolaknya.

Sesungguhnya jiwaku ada yang menggenggamnya, yaitu Allah. KepadaNya-lah jiwaku 'kan kupersembahkan, dengan setulus-tulusnya.

5 komentar:

Anonim mengatakan...

Dear Momon, duh, renungan yang menyentuh. Akhir-akhir ini aku membuat blog kampungku, dengan isi menegnai warga kampungku yang meninggal dunia. Yang bikin sedih, aku kok baru "mau" mengenal mereka dan menuliskannya ketika mereka itu meninggal. Ketika masih hidup kok bergaul sekenanya saja ?

BTW, thanks untuk komentarmu di blog Komedikus Erektus-ku. Saya setuju, rasa "takut tidak lucu" memang menjadi hantu yang menakutkan. Tapi itu resiko kan ? Komitmen, spt katamu, adalah imperatif, alias wajib ain bg meerka yang bersedai terjun kedalamnya. Hal alin lagi, fotomu keren. Koyo Ritchie Blackmore !

Bambang Haryanto mengatakan...

Dear Momon, duh, renungan yang menyentuh. Akhir-akhir ini aku membuat blog kampungku, dengan isi menegnai warga kampungku yang meninggal dunia. Yang bikin sedih, aku kok baru "mau" mengenal mereka dan menuliskannya ketika mereka itu meninggal. Ketika masih hidup kok bergaul sekenanya saja ?

BTW, thanks untuk komentarmu di blog Komedikus Erektus-ku. Saya setuju, rasa "takut tidak lucu" memang menjadi hantu yang menakutkan. Tapi itu resiko kan ? Komitmen, spt katamu, adalah imperatif, alias wajib ain bg meerka yang bersedai terjun kedalamnya. Hal alin lagi, fotomu keren. Koyo Ritchie Blackmore !

SAJADAH JIWA mengatakan...

Ha ha ... jadi ingat Rainbow Ayes...begitu aku dibandingkan dengan Ritche Blackmore...Thanks, Mbang...aku jadi ingin lihat juga blogmu tentang orang kampung itu...nyaris sama dengan keinginanku...

beberapa minggu aku gak sempat ngikutin API4, aku lagi keliling mencari bibit penyanyi dangdut lewat KDI 5, alias jadi juri....he he....

arista budiyono mengatakan...

walaupun aku belum mengenal mu tapi aku terasa dekat dengan mu... update terus blog 2 nya .... pak bambang dan anda adalah salah satu yang spesial di hati saya

Sajadah Cinta mengatakan...

kematian tiada yang tahu......
kematian bukanlah peristiwa yang harus ditakutkan........
la wong mau hidup abadi koq malah takut.....
mau berjumpa dengan bidadari dari surga koq takut.....
itulah......qt....
pake logika apa ya......
wong akhirat itukan nikmat... e.... orang pada lari ketakutan...so..kematian adalah hal yang menakutkan..

Lebih Jelas....Wajah Pemilik Site..

Lebih Jelas....Wajah Pemilik Site..
Menatap langit, menguak cakrawala, menyentuh cinta dengan sajadah jiwa

Boleh Dong Numpang Mejeng....

Boleh Dong Numpang  Mejeng....
Mencoba menatap masa depan sebisanya, sesapanya...

Mejeng lagi tuh...duh ampun...

Mejeng lagi tuh...duh ampun...
Ah....kayaknya cukup keren jugalah...

Gadis Aceh

Gadis Aceh
Aku mengenal gadis ini dengan nama Ayu. Nama lengkapnya belum tahu. Tapi menurutku namanaya kurang mencerminkan etnik Aceh, padahal wajahnya sangat pribumi (khas wajah-wajah gadis Aceh). Wajahnya mengingatkan aku pada sosok Tjut Nyak Dhien. Tapi tentu dalam bayanganku, adalah saat Tjut Nyak Dhien masih belia. Selain itu, aku juga jadi terbayang pada para pemeran wanita film Ayat-Ayat Cinta. Menurutku, Ayu sangat pas untuk memerankan salah satu tokoh gadis dalam film garapan Hanung Bramantyo itu. Aku punya saran, kalau nanti ada yang akan membesut film religi Islam, sebaiknya mengikutkan Ayu untuk jadi salah satu pemerannya. Kalau tidak ada, aku sendiri pun berniat untuk mengorbitkannya menjadi salah seorang seleberitis Indonesia dengan wajah kedaerahan Aceh yang kental.