Ads1

09 September 2008

Puisi

DIDAH

Harris Cinnamon

Pertama kali bertemu dan menatapmu, dan mengenalmu
Tak ada getar apapun di jantungku, bahkan di jiwaku
Sekalipun kecantikan wajahmu memancar dari balik kerudungmu.
Namun, ketika mendengarmu mengaji dengan tilawah yang merdu dan indah,
seluruh jiwaku serasa terbang melayang ke arasy-Nya.
Engkau menyadarkanku betapa kecilnya diriku di mata Allah.
Ilmu agamaku masih sangat dangkal dan nyaris tiada.
Aku merasa belum ada apa-apanya.
Perlu waktu dan guru untuk lebur dalam keMahaan-Nya.

Kalaulah engkau bisa menyingkap rahasia siapa aku sesungguhnya,
Aku yakin engkau akan merasa gundah.
Dari luar barangkali aku tampak sempurna,
Tapi di dalam, jiwa dan kalbuku sangatlah hampa.

Dan sekali lagi, ketika mendengarmu mengaji dengan tilawah yang merdu dan indah,
segenap kalbuku yang selama ini jauh dari Allah,
menjadi sangat dekat dengan-Nya
Engkau menyadarkanku betapa aku sangat membutuhkan Allah
untuk hadir di dalam kalbu dan jiwaku yang dena.
Aku membayangkan alangkah tenang dan bahagia
Jika engkau bisa berjalan di sampingku menuju rumah-Nya.

Tapi aku yakin itu pasti hanya akan ada dalam angan-angan semata.
Ibarat pujangga, aku hanya bisa melahirkan kata-kata,
tapi belum bisa meniupkan makna di dalam keutuhan bahasa.
Namun, bagiku sesungguhnya kaulah keutuhan bahasa itu
lengkap dengan segala maknanya.
Izinkan aku senantiasa membacanya, di dalam gelap ataupun terang.
Dengan demikian, sekalipun aku tak memilikimu di dalam diriku.
Namun ketenangan darimu – yang bersumber dari-Nya – sejukkan kalbuku…

Jakarta, 7 Ramadhan 1429 H

3 komentar:

Sajadah Cinta mengatakan...

Manusia sebagai makhluq paling sempurna di muka Bumi....
manusia makhluk paling hina dan bejat dimuka Bumi......
ketika kita mampu untuk berpikir, ketika manusia mampu perpikir, apapun akan terasa terang dan lurus tiada batas dan penghalang tuk bercinta dengan Tuhannya......
manusia dan segala hal ya ng dimilikinya hanyalah titipan dan wasilah dari Allah Kepada Manusia akan difikirkan dan dizikirkan untuk mencapai KehadanNYa...beruntunglah manusia yang mempunyai peranan sebagai wassilah bagi orang lain...tuk Sampai Kepada Allah yang maha Mencintai makhluqnya

SAJADAH JIWA mengatakan...

dan sorga mungkin sangat jauh, tapi rahmatMu kudamba selalu...menembus jalan berliku kudamba 'kan sampai juga kepadaMu...

Anonim mengatakan...

Tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi.
Menebar amanah terindah,
Menyebar hikmah termegah,
Menabur untaian mawaddah warahmah.

Lebih Jelas....Wajah Pemilik Site..

Lebih Jelas....Wajah Pemilik Site..
Menatap langit, menguak cakrawala, menyentuh cinta dengan sajadah jiwa

Boleh Dong Numpang Mejeng....

Boleh Dong Numpang  Mejeng....
Mencoba menatap masa depan sebisanya, sesapanya...

Mejeng lagi tuh...duh ampun...

Mejeng lagi tuh...duh ampun...
Ah....kayaknya cukup keren jugalah...

Gadis Aceh

Gadis Aceh
Aku mengenal gadis ini dengan nama Ayu. Nama lengkapnya belum tahu. Tapi menurutku namanaya kurang mencerminkan etnik Aceh, padahal wajahnya sangat pribumi (khas wajah-wajah gadis Aceh). Wajahnya mengingatkan aku pada sosok Tjut Nyak Dhien. Tapi tentu dalam bayanganku, adalah saat Tjut Nyak Dhien masih belia. Selain itu, aku juga jadi terbayang pada para pemeran wanita film Ayat-Ayat Cinta. Menurutku, Ayu sangat pas untuk memerankan salah satu tokoh gadis dalam film garapan Hanung Bramantyo itu. Aku punya saran, kalau nanti ada yang akan membesut film religi Islam, sebaiknya mengikutkan Ayu untuk jadi salah satu pemerannya. Kalau tidak ada, aku sendiri pun berniat untuk mengorbitkannya menjadi salah seorang seleberitis Indonesia dengan wajah kedaerahan Aceh yang kental.