Ads1

30 Januari 2008

SOSOK

Tukang Sate itu, Pak Subairi
Harris Cinnamon
E-mail:
harris.cinnamon@tpi.tv
harris.cinnamon@yahoo.com


Pak Subairi, 61 tahun, Pedagang sate di kawasan komplek lokalisasi Sarkem. Ia berasal dari Sampang, Madura. Ia sudah jualan sate di sini sejak tahun 1982. Sekarang tahun 2008, berarti ia sudah 26 tahun jualan sate di kawasan esek-esek ini.
Penghasilannya dari berjulan sate permalam-nya sekitar Rp 250.000. Wah suatu income yang lumayan! Income itu tentu saja didapat dari ratusan cewek-cewek “P” dan ratusan lelaki hidung belang yang berkeliaran di sini setiap malamnya.
Sebagaimana komplek lokalisasi umumnya, cewek-cewek “P’ tersebut, senantiasa berpenampilan seronok dan dengan tingkah laku yang genit nan menggoda. Karena itu merupakan daya tariknya.
Tapi saya jadi penasaran dengan Pak Subairi, bagaimana perasaannya selama 26 tahun berjualan sate di sini, di dalam suasana remang-remang dan hawa mesum yang santer setiap malamnya.
“Pak, pernah tergoda ndak untuk nyobain cewek-cewek di sini?” tanya saya menyelidik.
“Waduh, Dik, nusikin sate aja udah capek, semalam bisa 250 tusuk,” jawabnya polos. “Jadi ndak kepikiran, Dik.”
Hebat. Ternyata Pak Subairi tidak tergoda sama sekali. Dan lebih hebatnya lagi, dari hasil dia jualan sate itu, ia bersama istri tercinta telah menunaikan haji tahun 1997.
Terus tanpa diminta, kemudian Pak Subairi berceloteh, “Lagian yang dirasain sama-sama daging kok, Dik.”
“Tapi meskipun sama-sama daging, pasti ada bedanya ‘kan?” celetuk saya.
“Bedanya daging yang satu buang duit, sedang daging yang satunya lagi dapat duit,” jawab Pak Subairi, sambil menyodorkan sepiring sate pada saya.
(Jogyakarta, 28 Januari 2008)

Tidak ada komentar:

Lebih Jelas....Wajah Pemilik Site..

Lebih Jelas....Wajah Pemilik Site..
Menatap langit, menguak cakrawala, menyentuh cinta dengan sajadah jiwa

Boleh Dong Numpang Mejeng....

Boleh Dong Numpang  Mejeng....
Mencoba menatap masa depan sebisanya, sesapanya...

Mejeng lagi tuh...duh ampun...

Mejeng lagi tuh...duh ampun...
Ah....kayaknya cukup keren jugalah...

Gadis Aceh

Gadis Aceh
Aku mengenal gadis ini dengan nama Ayu. Nama lengkapnya belum tahu. Tapi menurutku namanaya kurang mencerminkan etnik Aceh, padahal wajahnya sangat pribumi (khas wajah-wajah gadis Aceh). Wajahnya mengingatkan aku pada sosok Tjut Nyak Dhien. Tapi tentu dalam bayanganku, adalah saat Tjut Nyak Dhien masih belia. Selain itu, aku juga jadi terbayang pada para pemeran wanita film Ayat-Ayat Cinta. Menurutku, Ayu sangat pas untuk memerankan salah satu tokoh gadis dalam film garapan Hanung Bramantyo itu. Aku punya saran, kalau nanti ada yang akan membesut film religi Islam, sebaiknya mengikutkan Ayu untuk jadi salah satu pemerannya. Kalau tidak ada, aku sendiri pun berniat untuk mengorbitkannya menjadi salah seorang seleberitis Indonesia dengan wajah kedaerahan Aceh yang kental.